Minggu, 10 Juli 2011

Jangan Lagi Abaikan Pendidikan Karakter

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan karakter dinilai sebagai upaya sangat strategis saat ini untuk membuka pintu bagi bangsa ini keluar dan bangkit dari keterpurukan. Ketika bangsa ini lama mengabaikan pendidikan dan pembangunan karakter bangsa, tidak ada daya juang dan dorong dari dalam diri tiap anak bangsa yang mempersatukan pemerintah dan rakyat.
Karakter, yang melampaui dari sekadar soal baik dan buruk, sudah lama ditinggalkan. Hasilnya, Indonesia di ujung tanduk.
-- Soemarno Soedarsono
"Kita harus mengetuk pintu semua elemen untuk berkomitmen menjalankan pendidikan karakter sebagai bagian dari jati diri bangsa. Karakter, yang melampaui dari sekadar soal baik dan buruk, sudah lama ditinggalkan. Hasilnya, Indonesia di ujung tanduk," kata Soemarno Soedarsono, Ketua Umum Yayasan Jati Diri Bangsa (YJDB) dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal di Jakarta, Selasa (24/5/2011).
Yayasan Jati Diri Bangsa yang berkomitmen membangun karakter bangsa mengambil bagian untuk memberi arah pendidikan karakter yang digaungkan kembali oleh pemerintah. Bertepatan dengan HUT ke-9, YJBD mengadakan seminar dan lokakarya Nasional Bangsa Berkarakter Kunci Indonesia Bangkit.
Pada kesempatan itu, YJBD meluncurkan buku panduan bagi pendidik dan sekolah berjudul Pendidikan Karakter di Sekolah. YJBD juga akan melakukan deklarasi untuk mendukung pendidikan karater bangsa tanpa henti.
Soemarno menambahkan, pendidikan karakter yang dicanangkan Presiden SBY semestinya tidak sekadar dimaknai sebagai instruksi oleh para pejabatnya. Namun, inilah peluang strategis yang mesti dijalankan tanpa henti untuk kembali menjadikan bangsa Indonesia yang berkarakter.
"Pada masa lalu, pendiri bangsa dan rakyat bisa bersatu. Pemerintah dan rakyat punya tekad, semangat, keberanian, dan karakter yang sama. Tetapi, sekarang ini, pemerintah berjalan sendiri dengan kebijakannya, sedangkan rakyat menjerit tidak diperhatikan," kata Soemarno.
Sementara itu, Fasli Jalal mengatakan, pendidikan karakter merupakan proses perjalanan panjang. Sekolah-sekolah saat ini diperhadapkan dengan persoalan ketidakjujuran, ketidakadilan, dan KKN.
"Sekolah tempat strategis untuk pendidikan karakter. Jadi, kita harus manfaatkan peluang itu, sambil juga didukung dari masyarakat dan keluarga," kata Fasli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar